Pada topik pengantar kromatografi mahasiswa dikenalkan sejarah perkembangan kromatografi, sejak teknik pemisahan campuran zat warna dari ekstrak tumbuhan, menggunakan pita kain atau kertas dilakukan oleh Runge, F.F.(1824-1834). Kemudian diikuti peneliti-peneliti lain. Baru pada tahun 1906-1907, Mikhail Tswett seorang botanis Rusia berhasil memisahkan pigmen kuning dan hijau kloroplas menggunakan fase diam CaCO3 dan fase gerak petroleum eter. Mulai saat itu konsep kromatografi lebih jelas, yaitu adanya fase gerak dan fase diam yang harus ada pada kromatografi. Selanjutnya Wilson, J.N. (1940) mempelajari tentang teori pada kromatografi kertas dan Tiselius, A. (1941) pemenang hadiah nobel atas penemuannya mengenai analisis dengan mekanisme adsorpsi dan elektroforesis. Sedangkan Martin, A.J.P. dan Synge, R.L.M.(1941) mengajukan pertama kali model yang menjelaskan efesiensi kolom, yang dikenal kemudian dengan teori plat (Plate theory) dan selain itu beliau mengembangkan kromatografi cair dan berhasil mendapatkan hadiah Nobel tahun 1952. Teori kromatografi yang kemudian adalah teori kecepatan (Rate theory), teori ini dikembangkan oleh Van Deemter, J.J.(1956).